
Siapa Tha Law? Ini memang penyanyi yang tak ada atau belum ada di dunia nyata. Tapi, dalam profilnya tercatat dia memang penggemar fanatik Dhani Achmad. Meski, untuk luar negeri, Eminem, Kidrock dan Jermaine Dupri adalah corak yang mewarnai musiknya. Tak heran, sebagian besar lagunya berwarna hiphop, dengan beberapa mengambil musik Dewa 19.
Di profilnya, memang tampak foto dia dan Dhani, meski tak dijelaskan dalam momen apa peristiwa itu diabadikan. Yang jelas, dari foto itu, dapat kita lihat Dhani mengerti sosok penyanyi berkulit gelap ini. Lalu, apakah Dhani mengerti lagu itu? Tuhanlah yang tahu...
Dari situs itu, tercatat 17 lagu yang dapat didengarkan langsung. Dari 17 lagu itu, 4 di antaranya mengambil beberapa bait dari lagu-lagu Dewa, bahkan untuk lagu "Dua Sejoli", suara Once hanya jadi background dari lagu Tha Law. Memang tercipta komposisi yang unik, dengan kekuatan pada kata. Sedangkan lagu yang lain cukup bagus dan komersial, dengan lirik yang kuat dan beresonansi tinggi.
Lagu "A Tribute to Maia Achmad" memang punya rating tinggi dalam situs penyedia lagu gratis itu. Mungkin liriknya yang "ganas" dan lucu, membuat orang gampang suka, meski hanya untuk tertawa. Nada cemooh memang kentara di lagu ini, terutama untuk larik: kudengar-dengar elu lulusan sarjana/ tapi kelakuanmu kayak orang tidak beragama/ gak becus ngurus anak ngandalin pengacara/ tak heran kalau cinta suamimu tertinggal di malaysia// untung saja loe punya suami yang masih sabar/ walau kelakuanmu sudah kayak cewek barbar / sudah tahu rumah tangga mau bubar /tapi elu masih minta duit 200 milyar//
Sangat kontekstual ya? Tha Law tampaknya sangat mengikuti konflik Dhani-Maia, dan piawai meramu konflik itu menjadi lirik, yang bahkan memasukkan lagu baru Dhani, "Cintaku Tertinggal di Malaysia". Namun, meski mencemooh, ternyata Tha Law pun ingin Maia kembali ke Dhani: udah deh mendingan cepatan elo insyaf/ sebelum baladewa indonesia pada khilaf/ ini cuma nasihat, gue sih love u eniwei/ kalau elo tidak suka ya EGP.
Melaju
Sejauh ini, belum terlihat reaksi dari penggemar Maia. Mungkin mengikuti Maia yang kini tengah memopulerkan lagunya, "EGP, emang gue pikirin" itu. Berbagai milis juga menganggap sepi "amunisi" baru ini, dan penggemar Maia kian menghujat bahwa itu adalah cara Dhani untuk kian memojokkan Maia.
Memojokkan Maia? Mungkin benar. Lagu itu, terutama lirik yang tak mungkin kami tuliskan --karena terlalu kasar dan menyerang secara pribadi sosok Meychan-- seakan menjadi kepanjangan tangan dari berbagai "kecaman" Dhani pada Maia. Dalam ajang "Mamamia" di Indosiar, misalnya, Dhani yang jadi juri acap melontarkan komentar yang menyinggung sosok istrinya itu. Jika peserta bernyanyi jelek dan sengau, dengan enteng dia akan berkata, "Kamu mirip Maia Ahmad, hahaha..." Dan selalu berjualan para artisnya di Republik Cinta Manajemen. Dalam infotainment pun, berkali-kali Dhani mengatakan kalau Maia bukan penyanyi yang baik.
Maia sendiri tak pernah meladeni hal itu. Dia tetap menjaga ucapannya dan tidak menyerang Dhani secara pribadi. Dia selalu mengakui kalau suaminya itu adalah guru musiknya, yang membuatnya mampu berkarier sejauh ini. Jadi, barangkali, jika pun Maia mendengar lagu Tha Law ini, ia akan tersenyum pedih saja.
Penghinaan melalui lagu sendiri bukan hal yang baru. Era ini dimulai dengan luka yang dialami Kangen Band, yang mendapat hinaan oleh band indie asal Bandung, yang seperti Tha Law, juga berkata kasar dan menyakitkan hati. Namun, kita kemudian tahu, Kangen Band tetap melaju, dan tak meladeni hinaan itu. Maia pun tampaknya akan tetap melaju, karena energinya pasti tak akan cukup untuk mengurusi kebencian seseorang meski dimanefestasikan dalam lagu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar